Thursday, 3 July 2014

LITURGI HKBP



LITURGI HKBP
I.                   PENGERTIAN LITURGI
Secara umum, Liturgi berasal dari bahasa Yunani LEITOURGIA (LAOS = BANGSA, RAKYAT; ERGON = KARYA, KERJA); Kerja nyata rakyat kepada bangsa atau negara berupa membayar pajak, membela negara,atau wajib militer. Leitourgia berarti kerja atau pelayanan yang dibaktikan bagi kepentingan bangsa. 
II.                LITURGI DALAM PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU
Dalam Perjanjian  Lama, litugi diterjemahkan dengan Abodah yang mengandung dua pengertian yaitu: Sher’et yaitu ungkapan perasaan, pengabdian diri, kesetiaan kepada majikan. Abh’ad yaitu ketaatan hamba (budak, abdi) kepada tuannya. Dipakai dalam pengertian religius yaitu ibadah yang diarahkan kepada Allah, secara khusus suku Lewi untuk kepentingan umat (Bil.16:9). Sedangkan dalam SEPTUAGINTA (Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani), Leitourgia adalah ibadah pelayanan para imam kaum Lewi. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, Leitougia menjelaskan makna imamat Yesus Kristus, yaitu pelayanan yang lebih agung dari pelayanan imam Lewi di PL (Ibr.8:6; 9:21; 10:11)
III.             SEJARAH SINGKAT PRAKTIK PERIBADAHAN HKBP
Liturgi HKBP berasal dari Kerajaan Prusia, Jerman (abad ke-18) terdapat bermacam-macam denominasi Gereja di Jerman, tetapi secara umum hanya ada dua aliran Gereja yang ada, yakni Lutheran dan Calvinis. Keyakinan Kaisar yang memerintah Jerman waktu itu adalah apabila agama bersatu (dan hanya satu), maka negara akan menjadi kuat, dan apabila negara kuat, berarti kekuasaan Kaisar juga kuat. Karena itu negara berkepentingan untuk menyatukan berbagai denominasi yang ada di Jerman pada waktu itu, dan salah satu caranya adalah menyatukan tata ibadah yang ada agar menjadi sama di seluruh Jerman. Proses penyatuan ini juga memakan waktu bertahun-tahun dan akhirnya diputuskan untuk menggunakan tata ibadah yang adalah gabungan dari tradisi Lutheran dan Calvinis yang disebut tata ibadah bercorak uniert, gabungan.
A.    Secara historis sejarah singkat peribadahan di HKBP berasal dari tiga jalur, yaitu:
  • Hasil misi pekabaran injil RMG bercorak uniert (Lutheran, Calvinis)
  • Pergumulan gereja HKBP sendiri (HKBP manjungjung baringinna, 12 juli 1940)
  • Pengaruh budaya atau adat batak (preparatio evanggelica)
B.     Perkembangan Praktik Peribadahan HKBP
1.       Sejak Tahun 1903 agenda sudah disusun, namun  pelaksanaannya tidak seragam di semua gereja.
2.       Tahun 1904 agenda gereja Batak yang ditulis Jung dan Steinsieck yang berasal dari Prusia disusun 23 orang ahli Teologi gereja Lutheran dan Reformiert (Calvinis) ditetapkan dua liturgi untuk kebaktian: Khusus Pendeta: Pembacaan Votum dan Introitus,   Berita Pengampunan dosa, dan Berkat. Khusus Guru Jemaat dan Penatua: Nyanyian, Hukum taurat, dan Epistel.
3.       Tahun 1906 agenda cetakan ke-2 disusun oleh Johannes Warneck dan tidak ada pembedaan liturgi antara Pendeta dan Penatua, hanya formulasi doa berkat yang berbeda.
4.       Tahun 1906/1907 lahir tata gereja yang memuat pelaksanaan kebaktian minggu, pernikahan, penguburan, katekisasi sidi, pendidikan umum, dan kedua Sakramen.
  1. Pada masa Nomensen tata ibadah tidak menjadi fokus perhatian, yang ditekankan adalah pengkristenan orang Batak dengan cara: bernyanyi, berdoa dan pemberitaan firman Tuhan, membicarakan firman Tuhan selama mungkin, dan tanya jawab tentang Alkitab.
  2. Rapat pendeta HKBP 1957 mendiskusikan liturgi 1861-1940 yang tidak seragam, karena agenda HKBP Mentawai pengakuan dosa lebih dulu dari pembacaan hukum taurat.
  3. Agenda tahun 1984 memuat 18 tata kebaktian untuk melaksanakan setiap jenis kebaktian dan ini telah diberlakukan sejak HKBP manjungjung baringinna 12 juli 1940
  4. Tahun 1988 muncul Agenda na metmet yang memuat: Pandidion na hinipu, pamasumasuon di huta, pananomon na mate.
  5. Keputusan Sinode Agung ke-49 tahun 1988 kebaktian Minggu secara resmi diselenggarakan dalam dua bahasa (Batak  dan Indonesia)
  6. Tahun 1991 Rapat Pendeta HKBP di seminarium  Sipoholon dimuat keputusan memperhatikan keterlibatan jemaat dalam ibadah dalam hal pembacaan Epistel secara Responsorial.
  7. Sinode godang HKBP tahun 1998 di Pematang Siantar, merekomendasikan komisi liturgi untuk terbuka menjawab tuntutan jemaat mengenai pembaruan liturgi. Dimungkinkannya gereja lokal membuat liturgi alternatif, kontemporer secara kontekstual, tanpa menghilangkan unsur-unsur liturgi yang ada.
  8. Aturan & peraturan HKBP 2002 pasal 23, kepada komisi liturgi dan ibadah diberi mandat: meneliti liturgi yang dibutuhkan jemaat sesuai perkembangan zaman; menyusun liturgi sesuai kegiatan yang belum diatur dalam agenda
Catatan:
  • Agenda yang dipakai HKBP sekarang tidak jauh berbeda dari agenda tahun 1940
IV.             UNSUR LITURGI HKBP
1.              VOTUM-INTROITUS-DOA
1.1. VOTUM = VOTE = PERNYATAAN: Pernyataan kehadiran Allah dalam ibadah yang diungkapkan dalam doa bahwa segala sesuatu berlangsung di dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, (Kol.3:17). Pernyataan bahwa umat yang hadir dalam ibadah adalah sebagai persekutuan orang percaya. Gereja katolik biasa mengucapkan formula ini sambil membuat tanda salib.
1.2. INTROITUS = INTRO; Itroitus merupakan, Prosesi atau arak-arakan masuk (sebagaimana umat Israel melakukan arak-arakan menuju tanah perjanjian). Abad 19 gereja Lutheran melaksanakan introitus dengan cara bernyanyi Gregorian (paduan suara) sebagai tanda masuk pelayanan disambut dengan gloria (haleluya). HKBP melaksanakannya melalui pembacaan Alkitab yang dihubungkan dengan tahun gerejawi disambut dengan nyanyian Haleluya. [Bedanya gereja Lutheran Reformiert melaksanakannya sebelum Votum; arak-arakan dimulai dari pintu masuk sampai ke altar– HKBP setelah Votum.]
1.3. DOA: Pemilihan rumusan doa dihubungkan dengan nama Minggu dan tahun gereja

2.              PEMBACAAN HUKUM TAURAT
Hukum taurat merupakan cermin bagi umat, bagaimana bersikap dan berperilaku  yang berporos dalam dua sumbu yaitu mengasihi Tuhan dan sesama manusia. Umat diingatkan akan tanggungjawab orang percaya dalam hidup seharihari secara vertikal dan horizontal. HKBP  tidak selalu dari Hukum Taurat (Kel. 20:1-17),  namun diperbolehkan dari Konfessi, siasat gereja, dan nas Alkitab bernada imperatif. Sekalipun itu diperbolehkan perlu diperhatikan supaya pemilihan nas alkitab jangan terlalu panjang, sifatnya imperatif dan mengandung inti hokum.

3.              PENGAKUAN DOSA DAN BERITA ANUGERAH

3.1.DOA PENGAKUAN DOSA: Umat mengaku bahwa dirinya berdosa kepada Tuhan dan sesama (Yes. 59:1-6), sehingga sangat penting permohonan pengampunan dosa dalam liturgy. Umat tidak dapat terus berjalan tanpa dosanya diampuni oleh Tuhan, karena dosa itu pemisah hubungan antara Tuhan dan manusia. Supaya hubungan itu dipulihkan maka dari manusia perlu pengakuan bahwa dirinya berdosa.

3.2.BERITA ANUGERAH (ABSOLUSI): Esensi adalah pemberitaan anugerah Allah di dalam Kristus yang telah mendamaikan dirinya dengan manusia, penguatan, penghiburan, sukacita, dan pengharapan bagi manusia. Setelah berita anugerah (bagabaga ni Debata taringot tu hasesaan ni dosa) jemaat menyambutnya dengan gloria (kemuliaan bagi Allah…) amin. Pada awalnya gloria adalah nyanyian jemaat atas berita anugerah, bukan pembacaan yang dibacakan pemimpin liturgis.


4.              PEMBACAAN EPISTEL
 Pembacaan diambil dari PL dan PB surat-surat Rasul, mengikuti tradisi gereja abad pertama. Pembacaan dikaitkan dengan nas khotbah.Fungsi pembacaan ini adalah ajaran, penguatan, tuntunan hidup baru, pengharapan, dan penghiburan setelah jemaat menerima anugerah pengampunan dosa.
5.              PENGAKUAN IMAN
Substansi adalah umat mengaku keberadaan Allah, tindakan Allah, sumber dan akhir kehidupan, yang mengatur ciptaan dan memberi kehidupan manusia.Fungsinya adalah menunjukkan identitas diri kepada dunia sebagai orang beriman, mengungkapkan bahwa melalui karya Allah manusia diselamatkan. Mengungkapkan kesatuan orang percaya di dalam dunia. HKBP mengikuti pola Luther, menempatkan pengakuan iman sebelum khotbah sedangkan Calvinis setelah khotbah, kenapa? Luther melihat  Pengakuan Iman sebagai doa setelah Epistel sebagai amanat hidup baru umat datang mengaku. Calvinis melihat Pengakuan Iman sebagai jawaban terhadap khotbah.
[Pada masa Reformasi Pengakuan Iman digubah ke dalam prosa atau nyanyian, dan Luther sendiri menyuruh jemaat menyanyikan Pengakuan Iman]
6.              DOA SYAFAAT .......?
Syafaat (Arab=syafaah, Ibrani=syofet, Inggris= intercession) artinya : perantara, berada antara pelayanan mimbar dan altar (antara pemberitaan firman dan persembahan atau misa). Luther melakukan seperti itu. DI HKBP, ada yang membuat doa syafaat itu setelah warta. Padahal, sebenarnya, idealnya, seharusnya rumusan doa syafaat di HKBP sudah ada di agenda dan dibacakan setelah doa persembahan oleh Pendeta. Inilah yang benar!
7.              DOA EPIKLESE, PEMBACAAN ALKITAB, KHOTBAH
  • Epiklese = doa permohonan akan pimpinan (penerangan) Roh Kudus, menuntun umat mendengar firman Allah
  • Rumusan doa epiklese tidak panjang, namun pendek, tegas, dan agung
  • HKBP secara kuhus doa epiklese memakai rumusan: Damai sejahtera Allah (Pilipi 4: 7)

8.              DOA PENUTUP
8.1.DOA PERSEMBAHAN; Mendoakan persembahan yang telah terkumpul sebagai pemberian Allah sekaligus ucapan syukur jemaat kepada Allah. Juga di dalamnya terkandung persembahan  hidup warga jemaat.
8.2.DOA BAPA KAMI: Pendeta/ yang berkotbah menutup dengan menyebut doa Bapa kami.... sampai..tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. Lalu jemaat menyambut dengan bernyanyi (DOXOLOGI; Kemuliaan, pujipujian kepada Allah:
“Karna Engkau punya Kerajaaan dan kekuasaan dan kemuliaan sampai slama-lamanya, amin”. (Mat. 6: 9-13)
9.              BERKAT: Mengikuti rumusan doa berkat yang ada di dalam kitab Bilangan 6:22-27.Bila Pendeta, engkau (bhs. Batak: ho) Kenapa? Poda tohonan pandita: “Singkat ni Kristus do hamu”. Jika Guru Huria, sintua dan partohonan lain akan berkata ‘kita’ (hita).  Maknanya adalah jaminan bahwa Tuhan yang melindungi dan memberkati umat miliknya, dan jemaat menyambutnya dengan amin.
V.                KONSEPSI RANGKAIAN UNSUR IBADAH HKBP
  1. Nyanyian pujian sebagai tanda kesiapan jemaat memulai ibadah. Dilanjutkan dengan…
  2. Votum sebagai pernyataan atau proklamasi bahwa ibadah dilangsungkan di dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Allah sendiri yang mengumpulkan jemaat dalam ibadah, dan jemaat menyambutnya dengan gloria kecil (haleluya)  sebagai pujian atas kemurahan Allah yang telah memanggil dan mengumpulkan jemaat. Doa dilantunkan sebagai tanda penyerahan kepada Allah. Dilanjutkan dengan..
  3. Nyanyian pujian di mana jemaat diingatkan akan berkat Tuhan yang selalu nyata dalam hidup. Dilanjutkan dengan…
  4. Pembacaan hukum taurat sebagai cermin bagi jemaat, evaluasi diri, sekaligus melihat apa yang Tuhan kehendaki di dalam kehidupan setiap hari. Dilanjutkan dengan…
  5. Nyanyian pujian memohon kemurahan Allah atas dirinya yang gagal melakukan kehendak Allah. Dilanjutkan dengan…
  6. Pengakuan dosa: setelah jemaat bercermin kepada hukum taurat, maka jemaat menyadari dosa-dosanya. Jemaat hanya dapat beribadah atas dasar pengakuan dan penyesalan, dan jemaat sadar bahwa hanya Allah sendiri yang dapat mengampuni dosanya. Kemudian atas penyesalan maka Allah memberi jaminan pengampunan, dan merangkul umatnya di dalam kasih setianya. Dilanjutkan dengan…
  7. Nyanyian pujian sebagai respon jemaat terhadap pengampunan Allah, sebagai ungkapan syukur jemaat atas kemurahan Allah. Dilanjutkan dengan…
  8. Pembacaan Epistel: jemaat sudah diampuni kini saatnya mendengar firman Tuhan sebagai tuntunan hidup baru dengan janji berbahagialah… dan jemaat mengamininya. Dilanjutkan dengan…
  9. Nyanyian pujian sebagai respon jemaat terhadap tuntunan hidup baru, dan sebagai tekad untuk melakukan hidup baru. Dilanjutkan dengan…
  10. Pengakuan iman percaya: sebagai ikrar jemaat bahwa hidup baru bisa diwujudkan di dalam pengakuan terhadap Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Karena hidup baru itu adalah miliknya dan pemberiannya. Pengakuan ini diucapkan dengan berani, tegas, sungguh, tulus, tanpa paksaan. Dilanjutkan dengan…
  11. Pembacaan warta jemaat. Intinya pemberitahuan kepada jemaat pelayanan gereja supaya jemaat peduli dan mendoakan pelayanan gereja. Dilanjutkan dengan…
  12. Nyanyian pujian sebagai ungkapan hati jemaat telah siap mendengar firman Tuhan. (mengumpulkan persembahan IA dan IB Dilanjutkan dengan…
  13. Doa epiklese-pembacaan alkitab-khotbah: diawali permohonan penerangan Roh Kudus, pemberitaan kerajaan Allah yang di dalamnya ada pengajaran, penghiburan, penguatan, dan keselamatan. Dilanjutkan dengan…
  14. Persembahan diikuti dengan nyanyian pujian (Persembahan II): Persembahan merupakan tanda pengucapan syukur atas berkat Tuhan terutama atas pendamaian dengan Tuhan melalui pengorbanan Kristus. Jemaatnya memberikannya dengan penuh pujian melalui nyanyian. Dilanjutkan dengan…
  15. Doa penutup: mendoakan persembahan yang telah terkumpul, sekaligus doa untuk mempersembahkan keseluruhan hidup. Jemaat mengungkapkannya melalui nyanyian Tuhan karuniamu… sebagai pengakuan bahwa apa yang dimiliki adalah pemberian Tuhan. Dilanjutkan dengan…
  16. Doa Bapa Kami sebagai doa umat yang diajarkan oleh Kristus, di dalamnya termuat pujian, permohonan, penyerahan diri, dan pengakuan untuk dinyatakan di dalam kehidupan setiap hari. Dilanjutkan dengan…
  17. Berkat sebagai pengutusan jemaat setelah mengalami persekutuan yang indah dengan Tuhan dan sesama di dalam ibadah. Jemaat diutus bahwa Tuhan adalah jaminan hidup bagi umat. Dilanjutkan dengan…
  18. Doa majelis di konsistori sebagai ungkapan syukur majelis kepada Tuhan atas kemurahan Tuhan, membimbing, memakai majelis memimpin ibadah…
HUBUNGANNYA DENGAN TAHUN GEREJAWI
Formula Liturgi setiap Minggu harus disesuaikan dengan tahaun gerejawi. HKBP Memiliki Kalander Gerejawi yang sudah kita miliki bersama yaitu: Almanak HKBP. Almanak HKBP adalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan untuk satu tahun berdasarkan tahun Gerejawi. Yang dimaksud Tahun Gerejawi adalah hari raya liturgi yang tersusun berdasarkan kehidupan Yesus. HKBP memulai tahun liturginya pada Minggu Advent Pertama. Karena itu, Minggu sebelum Advent, yaitu Minggu ke-24 atau juga bias jatuh pada Minggu ke-27 setelah Minggu Trinitatis, disebut juga sebagai Minggu ujung tahun, di sinilah dibacakan nama jemaat yang telah meninggal sepanjang tahun tersebut. HKBP menentukan Minggu Advent ini dengan menghitung mundur 4 hari Minggu dari Hari Natal.
Nama Minggu dan Artinya
NAMA MINGGU
ARTINYA
Advent I – IV

Natal

Setelah Tahun Baru

I – IV Setelah Epifani / Hapapatar (Makin Terang,)

Septuagesima
70 hari sebelum kebangkitan
Sexagesima
60 hari sebelum kebangkitan
Estomihi
Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku (Mzm 31:3)
Invocavit
Bia Ia berseru kepadaku, aku akan menjawab-Nya (Mzm 91:15a)
Reminiscere
Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya Tuhan (Mzm 25:6)

Okuli
Mataku tetap terarah kepada Tuhan (Mzm 25:15a)

Letare
Bersukacitalah (Yesaya 66:10a)

Judika
Berikanlah aku keadialan,  ya Allah! (Mzm 43:1a)
Palmarum
Minggu Palma (Maremare)
Paskah
Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus (Paskah Pertama)
Quasimodo Geniti
Seperti bayi yang baru lahir (1 Pet 2:2)
Miserekordias Domini
Bumi  penuh dengan kasih setia Allah (Mzm 33:5b)
Jubilate
Pujilah Tuhan, hai segala bangsa (Mzm 66:1)
Kantate
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Allah (Mzm 98:1a)

Rogate
Berdoa (Yer 29:12)
Exaudi
Dengarlah suaraku ya Tuhan (Mzm 27:7)

Pentakosta
Turunnya Roh Kudus
Trinitatis
Memperingati Allah Tritunggal
I – XXIV Setelah Trinitatis



BAGAIMAMA MENENTUKAN PENANGGALAN TAHUN GEREJAWI
1.      Di bagi 19 ma taon siluluan i. Molo ndang habis  dibagi, na tinggal i ma di hali 19. Dungi ditambahon ma muse 23 dungi dibagi 30 ma muse. Molo habis, surathon ma 0. Alai molo so habis do sirathon ma natinggal i di (A).

2.      Dibagi 4 ma taon siluluan i. Molo habis do, nol ma disurathon. Molo so habis,  disurathon ma na tingal i  (B)

3.      Dibagi 7 ma muse taon siluluon i. Molo habis, disurathon ma 0. Molo so habis disurathon ma na tinggal i (C).

4.      Na tinggal sian A dihali 6 tamba na tinggal sian B di hali dua, tamba na tinggal sian C dihali 4. Pungu sude (Ax6) + (Bx2) + (Cx4) = Y. tambahon ma 4 tu Y jala dibagi 7 ma muse. Molo habis, surathon ma 0, alai molo so habis surathon ma na tinggal i di (D).

5.      Tambahon ma A tu D jala ditamba ma muse 23. IMA NA GABE ARI HAHEHEON.


Tudosanna:
Taon 2013: 19 = 105, lobi ma 18
Dungi 18 x19 = 342 ditamba ma muse 23 = 365
Dungi 365: 30 = 12 alai tinggal ma 5 i ma (A)
Dungi 2013: 4 = 503  tinggal ma 1  i ma (B)
Dungi 2013: 7 = 287 tinggal ma 4 i ma di (C)
(5x6) +  (1x2) = (4x4) = 48 (Y)
Dungi 48+ 4 = 52
Dungi 52: 7 = 7 sisa 3 (D)
Ari Haheheon i ma Maret: A + D + 23= 5 + 3 + 23 = 31 (Paskah 1)
Dungi  ni tontuhon ari haheheon, ditontohon ma Minggu Advent (4 Minggu andorang so 25 Desember) udut tusi etongon ma mundur tu toru, sian Palmarum tu Septuagesima, jala etongon ma nangkok tu ginjang sian Quasimodogeniti tu Minggu haroro ni Tondi Porbadia.


Bahan  Pendukung
  1. Abineno, J.L.Ch., Unsur-Unsur Liturgi Yang Dipakai Oleh Gereja-Gereja Di Indonesia, BPK Gunung Mulia, 2000.
  2. Agenda Di Huria Kristen Batak Protestant, Percetakan HKBP Pematangsiantar, 1998.
  3. Sihombing, Justin, Homiletik ( Poda Parjamitaon ) dohot Deba Hatorangan Na Mardomu Tu Agenda, 2000.
  4. Bahan-bahan seminar semasa Kuliah di STT dan Pembinaan Parhalado Oleh Pdt. DR. Bonar Napitupulu di HKBP Bandung (2010)


No comments:

Post a Comment