LITURGI HKBP
I.
PENGERTIAN
LITURGI
Secara umum, Liturgi
berasal dari bahasa Yunani LEITOURGIA (LAOS = BANGSA, RAKYAT; ERGON = KARYA, KERJA); Kerja nyata rakyat kepada bangsa atau negara berupa membayar pajak,
membela negara,atau wajib militer. Leitourgia berarti kerja atau pelayanan yang
dibaktikan bagi kepentingan bangsa.
II.
LITURGI DALAM PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU
Dalam Perjanjian
Lama, litugi diterjemahkan dengan Abodah
yang mengandung dua pengertian yaitu: Sher’et yaitu ungkapan perasaan, pengabdian
diri, kesetiaan kepada majikan. Abh’ad yaitu ketaatan hamba (budak,
abdi) kepada tuannya. Dipakai dalam pengertian religius yaitu ibadah yang
diarahkan kepada Allah, secara khusus suku Lewi untuk kepentingan umat
(Bil.16:9). Sedangkan dalam SEPTUAGINTA (Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani), Leitourgia adalah ibadah pelayanan para imam kaum Lewi.
Sedangkan dalam Perjanjian Baru, Leitougia menjelaskan makna imamat Yesus Kristus, yaitu pelayanan yang lebih
agung dari pelayanan imam Lewi di PL (Ibr.8:6; 9:21; 10:11)
III.
SEJARAH
SINGKAT PRAKTIK PERIBADAHAN HKBP
Liturgi HKBP
berasal dari Kerajaan Prusia, Jerman (abad ke-18) terdapat bermacam-macam
denominasi Gereja di Jerman, tetapi secara umum hanya ada dua aliran Gereja
yang ada, yakni Lutheran dan Calvinis. Keyakinan Kaisar yang memerintah Jerman
waktu itu adalah apabila agama bersatu (dan hanya satu), maka negara akan
menjadi kuat, dan apabila negara kuat, berarti kekuasaan Kaisar juga kuat.
Karena itu negara berkepentingan untuk menyatukan berbagai denominasi yang ada
di Jerman pada waktu itu, dan salah satu caranya adalah menyatukan tata ibadah
yang ada agar menjadi sama di seluruh Jerman. Proses penyatuan ini juga memakan
waktu bertahun-tahun dan akhirnya diputuskan untuk menggunakan tata ibadah yang
adalah gabungan dari tradisi Lutheran dan Calvinis yang disebut tata ibadah
bercorak uniert, gabungan.
A.
Secara historis sejarah
singkat peribadahan di HKBP berasal dari tiga jalur, yaitu:
- Hasil misi pekabaran injil RMG bercorak uniert (Lutheran, Calvinis)
- Pergumulan gereja HKBP sendiri (HKBP manjungjung baringinna, 12 juli 1940)
- Pengaruh budaya atau adat batak (preparatio evanggelica)
B.
Perkembangan
Praktik Peribadahan HKBP
1.
Sejak Tahun 1903 agenda sudah disusun, namun pelaksanaannya tidak seragam di semua gereja.
2.
Tahun 1904 agenda gereja Batak
yang ditulis Jung dan Steinsieck yang berasal dari Prusia
disusun 23 orang ahli Teologi gereja Lutheran dan Reformiert (Calvinis)
ditetapkan dua liturgi untuk kebaktian: Khusus
Pendeta: Pembacaan Votum dan Introitus, Berita Pengampunan dosa, dan
Berkat. Khusus Guru Jemaat dan Penatua:
Nyanyian, Hukum taurat, dan Epistel.
3.
Tahun 1906 agenda cetakan
ke-2 disusun oleh Johannes Warneck
dan tidak ada pembedaan liturgi antara Pendeta dan Penatua, hanya formulasi doa
berkat yang berbeda.
4.
Tahun 1906/1907 lahir tata
gereja yang memuat pelaksanaan kebaktian minggu, pernikahan, penguburan,
katekisasi sidi, pendidikan umum, dan kedua Sakramen.
- Pada masa Nomensen tata ibadah tidak menjadi fokus perhatian, yang ditekankan adalah pengkristenan orang Batak dengan cara: bernyanyi, berdoa dan pemberitaan firman Tuhan, membicarakan firman Tuhan selama mungkin, dan tanya jawab tentang Alkitab.
- Rapat pendeta HKBP 1957 mendiskusikan liturgi 1861-1940 yang tidak seragam, karena agenda HKBP Mentawai pengakuan dosa lebih dulu dari pembacaan hukum taurat.
- Agenda tahun 1984 memuat 18 tata kebaktian untuk melaksanakan setiap jenis kebaktian dan ini telah diberlakukan sejak HKBP manjungjung baringinna 12 juli 1940
- Tahun 1988 muncul Agenda na metmet yang memuat: Pandidion na hinipu, pamasumasuon di huta, pananomon na mate.
- Keputusan Sinode Agung ke-49 tahun 1988 kebaktian Minggu secara resmi diselenggarakan dalam dua bahasa (Batak dan Indonesia)
- Tahun 1991 Rapat Pendeta HKBP di seminarium Sipoholon dimuat keputusan memperhatikan keterlibatan jemaat dalam ibadah dalam hal pembacaan Epistel secara Responsorial.
- Sinode godang HKBP tahun 1998 di Pematang Siantar, merekomendasikan komisi liturgi untuk terbuka menjawab tuntutan jemaat mengenai pembaruan liturgi. Dimungkinkannya gereja lokal membuat liturgi alternatif, kontemporer secara kontekstual, tanpa menghilangkan unsur-unsur liturgi yang ada.
- Aturan & peraturan HKBP 2002 pasal 23, kepada komisi liturgi dan ibadah diberi mandat: meneliti liturgi yang dibutuhkan jemaat sesuai perkembangan zaman; menyusun liturgi sesuai kegiatan yang belum diatur dalam agenda
Catatan:
- Agenda yang dipakai HKBP sekarang tidak jauh berbeda dari agenda tahun 1940
IV.
UNSUR LITURGI HKBP
1.
VOTUM-INTROITUS-DOA
1.1. VOTUM = VOTE = PERNYATAAN: Pernyataan
kehadiran Allah dalam ibadah yang diungkapkan dalam doa bahwa segala sesuatu
berlangsung di dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, (Kol.3:17). Pernyataan
bahwa umat yang hadir dalam ibadah adalah sebagai persekutuan orang percaya. Gereja
katolik biasa mengucapkan formula ini sambil membuat tanda salib.
1.2. INTROITUS = INTRO; Itroitus merupakan, Prosesi atau arak-arakan masuk (sebagaimana umat Israel melakukan arak-arakan
menuju tanah perjanjian). Abad 19 gereja Lutheran melaksanakan introitus dengan
cara bernyanyi Gregorian (paduan suara) sebagai tanda masuk pelayanan disambut
dengan gloria (haleluya). HKBP melaksanakannya melalui pembacaan Alkitab yang
dihubungkan dengan tahun gerejawi disambut dengan nyanyian Haleluya. [Bedanya
gereja Lutheran Reformiert melaksanakannya sebelum Votum; arak-arakan dimulai
dari pintu masuk sampai ke altar– HKBP setelah Votum.]
1.3. DOA: Pemilihan rumusan doa dihubungkan dengan nama Minggu dan tahun
gereja
2.
PEMBACAAN
HUKUM TAURAT
Hukum taurat
merupakan cermin bagi umat, bagaimana bersikap
dan berperilaku yang berporos dalam dua sumbu yaitu mengasihi Tuhan dan
sesama manusia. Umat diingatkan akan tanggungjawab orang percaya dalam hidup
seharihari secara vertikal dan horizontal. HKBP
tidak selalu dari Hukum Taurat (Kel. 20:1-17), namun diperbolehkan dari Konfessi, siasat
gereja, dan nas Alkitab bernada imperatif. Sekalipun itu diperbolehkan perlu
diperhatikan supaya pemilihan nas alkitab jangan terlalu panjang, sifatnya
imperatif dan mengandung inti hokum.
3.
PENGAKUAN DOSA DAN
BERITA ANUGERAH
3.1.DOA PENGAKUAN
DOSA: Umat mengaku bahwa dirinya berdosa
kepada Tuhan dan sesama (Yes. 59:1-6), sehingga sangat penting permohonan
pengampunan dosa dalam liturgy. Umat tidak dapat terus berjalan tanpa dosanya
diampuni oleh Tuhan, karena dosa itu pemisah hubungan antara Tuhan dan manusia.
Supaya hubungan itu dipulihkan maka dari manusia perlu pengakuan bahwa dirinya
berdosa.
3.2.BERITA
ANUGERAH (ABSOLUSI): Esensi adalah pemberitaan
anugerah Allah di dalam Kristus yang telah mendamaikan dirinya dengan manusia,
penguatan, penghiburan, sukacita, dan pengharapan bagi manusia. Setelah berita
anugerah (bagabaga ni Debata taringot tu hasesaan ni dosa) jemaat menyambutnya
dengan gloria (kemuliaan bagi Allah…) amin. Pada awalnya gloria adalah nyanyian
jemaat atas berita anugerah, bukan pembacaan yang dibacakan pemimpin liturgis.
4.
PEMBACAAN
EPISTEL
Pembacaan diambil dari PL dan PB surat-surat
Rasul, mengikuti tradisi gereja abad pertama. Pembacaan dikaitkan dengan nas
khotbah.Fungsi pembacaan ini adalah ajaran, penguatan, tuntunan hidup baru,
pengharapan, dan penghiburan setelah jemaat menerima anugerah pengampunan dosa.
5.
PENGAKUAN IMAN
Substansi adalah
umat mengaku keberadaan Allah, tindakan Allah, sumber dan akhir kehidupan, yang
mengatur ciptaan dan memberi kehidupan manusia.Fungsinya adalah menunjukkan
identitas diri kepada dunia sebagai orang beriman, mengungkapkan bahwa melalui
karya Allah manusia diselamatkan. Mengungkapkan kesatuan orang percaya di dalam
dunia. HKBP mengikuti pola Luther, menempatkan pengakuan iman sebelum khotbah sedangkan
Calvinis setelah khotbah, kenapa? Luther melihat Pengakuan Iman sebagai doa setelah Epistel
sebagai amanat hidup baru umat datang mengaku. Calvinis melihat Pengakuan Iman
sebagai jawaban terhadap khotbah.
[Pada masa Reformasi Pengakuan
Iman digubah ke dalam prosa atau nyanyian, dan Luther sendiri menyuruh jemaat
menyanyikan Pengakuan Iman]
6.
DOA SYAFAAT
.......?
Syafaat (Arab=syafaah, Ibrani=syofet, Inggris= intercession) artinya
: perantara, berada antara pelayanan mimbar dan altar (antara pemberitaan
firman dan persembahan atau misa). Luther melakukan seperti itu. DI HKBP, ada
yang membuat doa syafaat itu setelah warta. Padahal, sebenarnya, idealnya,
seharusnya rumusan doa syafaat di HKBP sudah ada di agenda dan dibacakan
setelah doa persembahan oleh Pendeta. Inilah yang benar!
7.
DOA EPIKLESE,
PEMBACAAN ALKITAB, KHOTBAH
- Epiklese = doa permohonan akan pimpinan (penerangan) Roh Kudus, menuntun umat mendengar firman Allah
- Rumusan doa epiklese tidak panjang, namun pendek, tegas, dan agung
- HKBP secara kuhus doa epiklese memakai rumusan: Damai sejahtera Allah (Pilipi 4: 7)
8.
DOA PENUTUP
8.1.DOA PERSEMBAHAN; Mendoakan
persembahan yang telah terkumpul sebagai pemberian Allah sekaligus ucapan
syukur jemaat kepada Allah. Juga di dalamnya terkandung persembahan hidup
warga jemaat.
8.2.DOA BAPA KAMI: Pendeta/ yang
berkotbah menutup dengan menyebut doa Bapa kami.... sampai..tetapi lepaskanlah
kami daripada yang jahat. Lalu jemaat menyambut dengan bernyanyi (DOXOLOGI;
Kemuliaan, pujipujian kepada Allah:
“Karna Engkau punya Kerajaaan dan kekuasaan dan kemuliaan
sampai slama-lamanya, amin”. (Mat. 6: 9-13)
9.
BERKAT: Mengikuti rumusan doa berkat yang ada di dalam kitab Bilangan
6:22-27.Bila Pendeta, engkau (bhs. Batak: ho) Kenapa? Poda tohonan pandita: “Singkat
ni Kristus do hamu”. Jika Guru Huria, sintua dan partohonan lain akan
berkata ‘kita’ (hita). Maknanya adalah
jaminan bahwa Tuhan yang melindungi dan memberkati umat miliknya, dan jemaat
menyambutnya dengan amin.
V.
KONSEPSI RANGKAIAN
UNSUR IBADAH HKBP
- Nyanyian pujian sebagai tanda kesiapan jemaat memulai ibadah. Dilanjutkan dengan…
- Votum sebagai pernyataan atau proklamasi bahwa ibadah dilangsungkan di dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Allah sendiri yang mengumpulkan jemaat dalam ibadah, dan jemaat menyambutnya dengan gloria kecil (haleluya) sebagai pujian atas kemurahan Allah yang telah memanggil dan mengumpulkan jemaat. Doa dilantunkan sebagai tanda penyerahan kepada Allah. Dilanjutkan dengan..
- Nyanyian pujian di mana jemaat diingatkan akan berkat Tuhan yang selalu nyata dalam hidup. Dilanjutkan dengan…
- Pembacaan hukum taurat sebagai cermin bagi jemaat, evaluasi diri, sekaligus melihat apa yang Tuhan kehendaki di dalam kehidupan setiap hari. Dilanjutkan dengan…
- Nyanyian pujian memohon kemurahan Allah atas dirinya yang gagal melakukan kehendak Allah. Dilanjutkan dengan…
- Pengakuan dosa: setelah jemaat bercermin kepada hukum taurat, maka jemaat menyadari dosa-dosanya. Jemaat hanya dapat beribadah atas dasar pengakuan dan penyesalan, dan jemaat sadar bahwa hanya Allah sendiri yang dapat mengampuni dosanya. Kemudian atas penyesalan maka Allah memberi jaminan pengampunan, dan merangkul umatnya di dalam kasih setianya. Dilanjutkan dengan…
- Nyanyian pujian sebagai respon jemaat terhadap pengampunan Allah, sebagai ungkapan syukur jemaat atas kemurahan Allah. Dilanjutkan dengan…
- Pembacaan Epistel: jemaat sudah diampuni kini saatnya mendengar firman Tuhan sebagai tuntunan hidup baru dengan janji berbahagialah… dan jemaat mengamininya. Dilanjutkan dengan…
- Nyanyian pujian sebagai respon jemaat terhadap tuntunan hidup baru, dan sebagai tekad untuk melakukan hidup baru. Dilanjutkan dengan…
- Pengakuan iman percaya: sebagai ikrar jemaat bahwa hidup baru bisa diwujudkan di dalam pengakuan terhadap Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Karena hidup baru itu adalah miliknya dan pemberiannya. Pengakuan ini diucapkan dengan berani, tegas, sungguh, tulus, tanpa paksaan. Dilanjutkan dengan…
- Pembacaan warta jemaat. Intinya pemberitahuan kepada jemaat pelayanan gereja supaya jemaat peduli dan mendoakan pelayanan gereja. Dilanjutkan dengan…
- Nyanyian pujian sebagai ungkapan hati jemaat telah siap mendengar firman Tuhan. (mengumpulkan persembahan IA dan IB Dilanjutkan dengan…
- Doa epiklese-pembacaan alkitab-khotbah: diawali permohonan penerangan Roh Kudus, pemberitaan kerajaan Allah yang di dalamnya ada pengajaran, penghiburan, penguatan, dan keselamatan. Dilanjutkan dengan…
- Persembahan diikuti dengan nyanyian pujian (Persembahan II): Persembahan merupakan tanda pengucapan syukur atas berkat Tuhan terutama atas pendamaian dengan Tuhan melalui pengorbanan Kristus. Jemaatnya memberikannya dengan penuh pujian melalui nyanyian. Dilanjutkan dengan…
- Doa penutup: mendoakan persembahan yang telah terkumpul, sekaligus doa untuk mempersembahkan keseluruhan hidup. Jemaat mengungkapkannya melalui nyanyian Tuhan karuniamu… sebagai pengakuan bahwa apa yang dimiliki adalah pemberian Tuhan. Dilanjutkan dengan…
- Doa Bapa Kami sebagai doa umat yang diajarkan oleh Kristus, di dalamnya termuat pujian, permohonan, penyerahan diri, dan pengakuan untuk dinyatakan di dalam kehidupan setiap hari. Dilanjutkan dengan…
- Berkat sebagai pengutusan jemaat setelah mengalami persekutuan yang indah dengan Tuhan dan sesama di dalam ibadah. Jemaat diutus bahwa Tuhan adalah jaminan hidup bagi umat. Dilanjutkan dengan…
- Doa majelis di konsistori sebagai ungkapan syukur majelis kepada Tuhan atas kemurahan Tuhan, membimbing, memakai majelis memimpin ibadah…
HUBUNGANNYA DENGAN TAHUN GEREJAWI
Formula Liturgi setiap
Minggu harus disesuaikan dengan tahaun gerejawi. HKBP Memiliki Kalander
Gerejawi yang sudah kita miliki bersama yaitu: Almanak HKBP. Almanak HKBP
adalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan untuk satu tahun berdasarkan tahun
Gerejawi. Yang dimaksud Tahun Gerejawi adalah hari raya liturgi yang tersusun
berdasarkan kehidupan Yesus. HKBP memulai tahun liturginya pada Minggu
Advent Pertama. Karena itu, Minggu sebelum Advent, yaitu Minggu ke-24 atau juga
bias jatuh pada Minggu ke-27 setelah Minggu Trinitatis, disebut juga sebagai
Minggu ujung tahun, di sinilah dibacakan nama jemaat yang telah meninggal
sepanjang tahun tersebut. HKBP menentukan Minggu Advent ini dengan menghitung
mundur 4 hari Minggu dari Hari Natal.
Nama Minggu dan Artinya
NAMA MINGGU
|
ARTINYA
|
Advent I – IV
|
|
Natal
|
|
Setelah Tahun Baru
|
|
I – IV Setelah Epifani /
Hapapatar (Makin Terang,)
|
|
Septuagesima
|
70 hari sebelum kebangkitan
|
Sexagesima
|
60 hari sebelum kebangkitan
|
Estomihi
|
Jadilah bagiku gunung batu
tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku (Mzm 31:3)
|
Invocavit
|
Bia Ia berseru kepadaku, aku
akan menjawab-Nya (Mzm 91:15a)
|
Reminiscere
|
Ingatlah segala rahmat-Mu dan
kasih setia-Mu, ya Tuhan (Mzm 25:6)
|
Okuli
|
Mataku tetap terarah kepada
Tuhan (Mzm 25:15a)
|
Letare
|
Bersukacitalah (Yesaya 66:10a)
|
Judika
|
Berikanlah aku keadialan, ya Allah! (Mzm 43:1a)
|
Palmarum
|
Minggu Palma (Maremare)
|
Paskah
|
Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus
(Paskah Pertama)
|
Quasimodo Geniti
|
Seperti bayi yang baru lahir (1
Pet 2:2)
|
Miserekordias Domini
|
Bumi penuh dengan kasih setia Allah (Mzm 33:5b)
|
Jubilate
|
Pujilah Tuhan, hai segala bangsa
(Mzm 66:1)
|
Kantate
|
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi
Allah (Mzm 98:1a)
|
Rogate
|
Berdoa (Yer 29:12)
|
Exaudi
|
Dengarlah suaraku ya Tuhan (Mzm
27:7)
|
Pentakosta
|
Turunnya Roh Kudus
|
Trinitatis
|
Memperingati Allah Tritunggal
I – XXIV Setelah Trinitatis |
|
|
BAGAIMAMA MENENTUKAN PENANGGALAN TAHUN GEREJAWI
1.
Di bagi 19 ma taon siluluan i.
Molo ndang habis dibagi, na tinggal i ma
di hali 19. Dungi ditambahon ma muse 23 dungi dibagi 30 ma muse. Molo habis,
surathon ma 0. Alai molo so habis do sirathon ma natinggal i di (A).
2.
Dibagi 4 ma taon siluluan i.
Molo habis do, nol ma disurathon. Molo so habis, disurathon ma na tingal i (B)
3.
Dibagi 7 ma muse taon siluluon
i. Molo habis, disurathon ma 0. Molo so habis disurathon ma na tinggal i (C).
4.
Na tinggal sian A dihali 6
tamba na tinggal sian B di hali dua, tamba na tinggal sian C dihali 4. Pungu
sude (Ax6) + (Bx2) + (Cx4) = Y. tambahon ma 4 tu Y jala dibagi 7 ma muse. Molo
habis, surathon ma 0, alai molo so habis surathon ma na tinggal i di (D).
5.
Tambahon ma A tu D jala ditamba
ma muse 23. IMA NA GABE ARI HAHEHEON.
Tudosanna:
Taon 2013: 19 =
105, lobi ma 18
Dungi 18 x19 =
342 ditamba ma muse 23 = 365
Dungi 365: 30 =
12 alai tinggal ma 5 i ma (A)
Dungi 2013: 4 =
503 tinggal ma 1 i ma (B)
Dungi 2013: 7 =
287 tinggal ma 4 i ma di (C)
(5x6) + (1x2) = (4x4) = 48 (Y)
Dungi 48+ 4 = 52
Dungi 52: 7 = 7
sisa 3 (D)
Ari Haheheon i
ma Maret: A + D + 23= 5 + 3 + 23 = 31 (Paskah 1)
Dungi ni tontuhon ari haheheon, ditontohon ma
Minggu Advent (4 Minggu andorang so 25 Desember) udut tusi etongon ma mundur tu
toru, sian Palmarum tu Septuagesima, jala etongon ma nangkok tu ginjang sian
Quasimodogeniti tu Minggu haroro ni Tondi Porbadia.
Bahan Pendukung
- Abineno, J.L.Ch., Unsur-Unsur Liturgi Yang Dipakai Oleh Gereja-Gereja Di Indonesia, BPK Gunung Mulia, 2000.
- Agenda Di Huria Kristen Batak Protestant, Percetakan HKBP Pematangsiantar, 1998.
- Sihombing, Justin, Homiletik ( Poda Parjamitaon ) dohot Deba Hatorangan Na Mardomu Tu Agenda, 2000.
- Bahan-bahan seminar semasa Kuliah di STT dan Pembinaan Parhalado Oleh Pdt. DR. Bonar Napitupulu di HKBP Bandung (2010)
No comments:
Post a Comment